Surat ke-1000
Disebuah rumah kontrakan kumuh, seorang pria menyiapkan secarik kertas untuk menulis sebuah surat cinta. Pria itu bernama Achmad Sukanta, pria romantis ini menulis surat cintanya yang ke 1.000, surat tersebut berisi ungkapan cintanya pada yanti, panggilan akrab suyanti, gadis yang dicintainya. Ia berharap surat yang ke 1000 ini dibalas oleh Yanti. ia optimis surat ini akan dibalas Yanti, meskipun ke 999 surat cintanya ditolak Yanti. Hari itu, hujan sangatlah deras, Kanta bergegas memasukkan surat tersebut ke amplop berwarna pink, dan ia segera naik motor bututnya, menuju rumah Darsi, sudarsi nama lengkapnya, Darsi adalah teman dekat Yanti dan juga teman seprofesi Kanta. 15 menit Kanta sampai didepan rumah Darsi, “...Dar...Darsi....” panggil Kanta pada Darsi, yang pada waktu itu berada didalam rumah. Dengan badan basah kuyup Kanta menyerahkan surat cintanya, “Dar...aku mau taitip surat ini, tolong serahkan ke Yanti, seperti biasanya..” kanta memulai obrolan, “..Hah..Kanta...kamu ini lho, kok gak jera-jera, suratmu itu ga pernah dibaca Yanti, apalagi dibalas. Darsi menjawab, “ ”Tak apa Dar...ini surat yang ke 1000, ini surat terakhirku, kalau sampai surat ini tidak dibalas sama Yanti, aku mau pergi jauh. Surat Kanta tidak pernah dibalas oleh Yanti, dikarenakan, Yanti tau kalau Kanta itu orangnya jelek, hitam dan dari keluarga miskin. Meskipun begitu Kanta tetap gigih mengungkapkan cintanya. Kanta bekerja sebagai buruh di toko komputer dikota Warujinggo dan pekerjaan Yanti lebih mapan, ia bekerja di sebuah Bank Swasta yang terkenal. Akhirnya Kanta dan Darsi ngobrol panjang sambil menunggu hujan reda. Satu jam sudah berlalu, dan hujna sudah reda, akhirnya Kanta pamit pulang, “Dar...jangan lupa ya sampaikan suratku, makasih ya..” “ ok, Ta...beres...”
Keesokan harinya, Kanta menelpon Darsi dari wartel dekat rumahnya, “Dar..” ucap Kanta, “..iya Ta, ada apa?” jawab Darsi, “Itu Dar...suratku gimanaa? Sudah kamu kasih ke Yanti kan...?” “ udah ko Ta..” jawab Darsi. Akhirnya mereka ngobrol sebentar, dan ditutuplah telepon itu, karena takut habis biaya banyak buat telpon dari wartel. Seminggu Kanta menanati balasan, akhirnya sebulan belum juga Kanta menerima surat balasan dari pujaan hatinya. Dan Kanta mulai melupakan suratnya itu, karena dia juga berjanji, kalau sampai tidak terbalas suratnya itu, dia akan pergi jauh.
Seperti biasanya Kanta berangkat ke Toko Komputer tempat ia bekerja, mujur dia hari itu, bos besar dari Jakarta menyuruh dia bekerja di Toko Pusat yang berada di Jakarta Pusat,Kanta termasuk pegawai yang ulet dan berjasa besar terhadap perkembangan toko komputer tersebut. Sontak saja Kanta senang bukan main, tanpa berpikir panjang ia menyanggupi tawaran tersebut. Dua hari kemudian ia berangkat ke Jakarta menggunakan kereta api ekonomi, dan akhirnya sampailah ia, ia dijemput oleh pegawai Bosnya itu.
Sebulan telah berlalu, Kanta mulai menikmati pekerjaanya.
Selembar surat, diserahkan ke Darsi oleh Yanti, “ Dar...ini suratku buat Kanta, aku merasa kasian dan bersalah, tolong kasih surat ini ya Dar...” kata Yanti “ Ok Yan...” jawab Darsi.
Akhirnya keesokan harinya Darsi berkunjung ke rumah Yanti, dan memberitahukan bahwa surat Yanti belum Darsi berikan ke Kanta, “ Loh kok ga kamu kasih ke Kanta Dar...” tanya Yanti, “ Udah Yan, tapi Kantanya sudah tidak ada, kata tetangganya sudah hampir dua bulan kanta tidak tinggal dikontrakan tersebut” Sontak Yanti kaget, ia menangis sedih, dan Darsi memberi nasehat, “cinta Kanta kepadanya tulus, sudah 1000 surat ia tulis untukmu, tapi kamu baru membalas surat yang ke 1000 ini. Kata Kanta kalau kamu tidak membalas suratnya itu, ia akan pergi jauh.”
Hari demi hari Yanti bersedih, mengenang ketulusan Kanta, ia selalu curhat kepada Darsi atas penyesalannya itu, Mereka berdua mencari Kanta kemana=mana, tetapi tidak membuahkan hasil.
Bulan berganti Tahun, sudah 3 tahun Kanta menghilang. Kanta kini sudah menjadi orang kaya, dengan gaji yang cukup tinggi, ia mulai menata hidupnya,ia rajin mengikuti olahraga, fitnes, dan perawatan wajah dan tubuh. Sosok Kanta sekarang berbeda jauh, ia sekarang berbadan tegap,wajahnya bersih, dan motor bututnya sekarang berubah menjadi mobil mewah berwarna hitam mengkilap. Kanta sekarang menjadi enterpreuner sukses, ia telah memiliki toko komputer senditi, dan mempunyai banyak cabang dikota-kota besar. Dan tak luput ia baru saja membuka cabang dikota Warujinggo. Ia selalu mengecek kondisi tokonya, kebetulan hari itu sedang cerah, dan dari arah barat, Yanti dan Darsi menuju toko milik kanta, mereka tidak tau kalu pemilik toko yang terkenal itu adalah Kanta. Meraka hanya tau ada launcing toko komputer baru dan diskon besar-besaran. Yanti mengajak Darsi untuk membeli Flashdisk. Maka sampailah mereka didepan Toko Komputer yang Bangunannya yang megah itu. Segera mereka parkir motornya. Banyak sekali pengunjung ditoko itu. Akhirnya kesempatan Mereka untuk membeli, Yanti ingin membeli Flashdisk model baru, setelah memilih, akhirnya dibayarlah, ia mengeluarkan uang Seratus Ribu, dan dikembalikan 50 ribu rupiah oleh seorang wanita yang ramah, Yanti dan Darsi tidak beranjak pergi, ia masih betanya-tanya tentang produk yang dijual ditoko tersebut,merka berkenalan dengan wanita itu, dan nama wanita itu Sari, Yanti pun bertanya, “siapa pemilik toko ini?” wanita itu menjawab, “ oh ini toko saya dan suami saya, kebetulan ini cabang yang ke 10, dan baru launcing dikota ini.” Mereka kaget, mereka kira wanita itu pegawai toko tersebut.
Dari dalam toko, keluarlah seorang pria, pria itu berbadan tegap dan tampan. Pria itu menghampiri Sari istrinya itu. Sari pun memperkenalkan suaminya kepada mereka, “perkenalkan ini suami saya..” ucap Sariatun kepada meraka berdua, dan pria tersebut menjulurkan tanganya dan bersalaman kepada mereka berdua, “perkenalkan saya Kanta..” mereka berdua agak bingung mendengar nama itu, dan setelah Kanta bercerita ternyata Kanta mengenali mereka berdua, “ kalian Yanti dan Darsi kan...aku Kanta, teman kalian dulu..” Yanti dan Darsi kaget bukan main, mereka akhirny ngobrol agak lama, dan bercerita tentang masa lalu mereka. Akhirnya Yanti dan Darsi pulang kerumah Darsi, dirumah Darsi, Yanti menangis tersedu-sedu, karena kejadian tadi, orang yang dulu diremehkannya, sekarang sudah berubah,dan sudah memiliki seorang istri, “tak ada gunanya kamu menyesali perbuatannya, nasi sudah menjadi bubur...Yan..” Ucap Darsi, Namun Yanti malah menangis semakin kencang.
0 Response to "Surat ke-1000"
Posting Komentar